Senin, 29 Desember 2014

Psikoterapi Ruqiyah

Nama               : ANRILA
Nim                 : 11242201639
Jur/Sem           : BKI/ VII B
Tugas               : Psikoterapi
Soal :
1. Apa yang dikakukanjika orang tersebutterkenagangguan Jin?
2. Ayatapa yang khususdibacaketikaKlienterkenasihir?
3. Apakah ciri ataugejala orang yang terkena Jin?
4. Dimanajalanmasuknyajin?
5. Amalan-amalanapa yang mampumenjagadirianda agar tidakmasuk Jin?
Jawaban:
         1. Jika seseorang itu telah terkena gangguan jin seperti kesurupan sebaiknya jangan di kerumuni oleh orang-orang yang ada disekitarnya karna itu akan menambah energi negatif kepada orang yang terkena gangguan jin tersebut, baru kemudian dilanjutkan dengan melakukan terapi atau rukiyah kepada orang tersebut, dan membersihkan diri orang yang terkena gangguan jiwa dengan membuang jimat jika orang tersebut memiliki jimat.
    2. Ayat khusus yang dibaca ketika klien kterkena sihir adalah sebagai berikut:
“ Bismillahillazi la yadurru ma’asmihi syaiun fil ardi fis sama’i wahuwas sami’ul alim “ ini adalah ayat khusus jika orang terkena sihir. Akan tetapi selain ayat khusunya ada juga ayat yang dibaca yaitu :
a.       Ayat kursi
b.      Surah Al-baqoroh ayat 102
c.       Surah 3 Qul Setiap hari
d.       Dua ayat terakhir surah al – baqoroh
e.       Surah Al-Maidah ayat 6


3. Gejala-gejala orang kerasukan JinAda 2:
a.       Gejalawaktutidur, yaitu susah tidu malam. Seperti: Cemas, sering terbangun di waktu malam mimpi buruk, mimpi yang menyeramkan,
Menangis atau teriak ketika tidur, berdiri dan berjalan dalam keadaan tidur.
b.      Gejala waktu terjaga atau terbangun. Gejala-gejalanya adalah:
Sering pusing tidak disebabkan oleh penyakit kedua mata, selalu berpaling, pikiran
 linglu,lemas lesu, terjadi kesurupan,
4.      Jalan masuknya Jin adalah:
Jalan masuknya Jin bias dari mana saja, samping, kanankiri, depan belakang. Dan
 Tidak bias masuk dari atas dan bawah, maksudnya dengan beribadah kepada Allah
 dan bersujud kepadaNya,
a.       Marah
b.      Penakut, terlalu penakut dapat dengan mudah kerasukan jin, karena dia merendahkan diri dia
c.       Senantiasa bernafsu syahwat, misalnya bagi laki-laki sering melakukan onani,
Dan perempuan melakukan masturbasi.
d.      Melalaikan perintah Allah
5.  Amalan-amalan yang mampu menjaga diri agar tidak masuk jin yaitu dengan mebersihkan diri dahulu, berzikir secara perbuatan, taat pada Allah ( rajin shalat, rajin shalat kemasjid) menjauhi yang diharamkan Allah, berpuasa, dan senantiasa mengingat Allah swt.



Selasa, 09 Desember 2014

EGO STATE ANALISIS TRANSAKSIONAL

NAMA               :   ANRILA
JUR/SMTR        : BKI/V b
MATA KULIAH : PSIKOTERAPY
DOSEN              : Bpk. Muhammad Fahli Z.S
POLA KOMUNIKASI ANALISIS TRANSAKSIONAL (EGO STATE)
TRANSAKSIONAL KOMPLEMENTER
Dialog :
Reza : Wati.....
Wati : iya zha,
Reza : wati, lagi buat apa?( a-a)                                 
Wati : saya lagi buat tugas kuliah za....
Reza : semangat wati !!!!
Wati : makasih za..
                    TRANSAKSIONAL SILANG
Dialog :
Reza : Wati, kerjakan tugas nya dulu ya (p-a)
Wati : sekarang ya bu? (c-c)
Reza : ya iya lah wati, cepat kerjakan !!
Wati : malas..
TRANSAKSIONAL TERSELUBUNG
Pengumuman hari ini kita tidak kuliah dosennya nggak datang
Wati : Hore,,, nggak jadi masuk ( c-c)
Reza : asyik bisa pulang  
Wati : kamu nih pulang aja pikirannya (p-a)
Reza : pikiran ku Cuma kamu
Wati : terserah mu…

Senin, 01 Desember 2014

RESISTENCE



Psikoterapy
Hambatan dalam membangun hubungan ketika menjalani proses konseling
3 kondisi dalam konseling :
1.      Transference ( jembatan )
2.      Counter transference
3.      Resistence
  Resistence ( resistensi ), dalam kamus istilah psikologi resistensi merupakan aksi tubuh menentang suatu kekuatan. Dalam psikoanalisa Sigmund freud resistensi dipandang sebagai pertahanan klien terhadap kecemasan yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan atau perasaan yang direpresinya. Hal ini akan menghambat konselor dan klien memperoleh pemahaman dinamika ketidak sadaran klien.
Jika terjadi resistensi, konselor harus bisa membangkitkan perhatian klien dan menafsirkan resistensi yang terlihat untuk mengurangi kemungkinan lebih menolak penafsiran. Resistensi dapat menghambat kemampuan klien untuk mengalami kehidupan yang lebih memuaskan sehingga sebisa mungkin konselor harus dapat memberi pemahaman pada klien agar membuka tabir resistensinya.
Resistensi sering ditandai dengan adanya rasa kecemasan, bermusuhan, atau sikap tidak percaya.